Materi Perubahan Iklim dalam Training Climate Justice GreenFaith Indonesia
Materi Perubahan Iklim dalam Training Climate Justice GreenFaith Indonesia |
Materi Perubahan Iklim dalam Training Climate Justice GreenFaith Indonesia
Beberapa waktu lalu Ibuku Content Creator menjadi salah satu peserta dalam training Climate Justice Batch 1 yang diadakan oleh GreenFaith Indonesia yang dilaksanakan di Lantai 6 Gedung PP Muhammadiyah Jl. Menteng Raya No.62, Jakarta Pusat (10/01/24).
Kegiatan ini bertemakan "Climate Justice; Clean Energy, Clean Heart" dan didukung oleh Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Eco Bhinneka Muhammadiyah.
Training ini bersifat gratis untuk 30 peserta yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Muslim
2. Memiliki jaringan atau komunitas
3. Memiliki minat pada isu perubahan iklim
4. Memiliki komitmen pada 3 rangkaian proses yaitu knowledge and framework, creative campaign and action on faith for climate justice campaign
5. Berdomisili di Jabodetabek
Pada batch selanjutnya, training ini juga diberikan untuk peserta yang mewakili agama Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Karena kegiatan ini sejalan dengan ICC yang turut berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan melalui literasi digital, tentu Bumin mendaftar untuk kegiatan ini. Alhamdulillah lolos.
Apalagi jika mengingat ada materi perubahan iklim yang diajarkan oleh para expert dalam training ini yaitu tentang Indonesia dan kolonialisme dalam konteks Sumber Daya Alam, sejarah Islam dan peradaban dunia, nilai-nilai Islam dalam Climate Justice, serta Perubahan Iklim (Dampak dan Kehilangan).
Dalam sambutannya, Hening Parlan selaku Koordinator Nasional GreenFaith Indonesia menyampaikan bahwa dalam training ini peserta akan diberikan materi perubahan iklim untuk memahami tentang climate justice terutama dalam perspektif Islam.
"Nantinya di batch selanjutnya akan ikut berpartisipasi juga peserta dari perwakilan agama Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sehingga nantinya setelah seluruh peserta mengikuti training Climate Justice, seluruh peserta akan dipertemukan untuk bersama-sama membangun aksi dan gerakan sosial dalam isu lingkungan" ungkap Hening.
GreenFaith Indonesia (GFI)
Greenfaith Indonesia (GFI) merupakan bagian dari Greenfaith International (GF) Organization Network yang berbasis di New York City, Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1992, dengan sebutan Mitra untuk Kualitas Lingkungan.
Baca juga: Cara Membuat Kompos di Ember
GreenFaith Indonesia kemudian hadir pada tahun 2022 untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan terkait ajaran multi agama tentang lingkungan serta bergerak dalam aksi perubahan iklim dan dukungan terhadap penghapusan batubara dan energi terbarukan di Indonesia.
Materi Perubahan Iklim Sesi Pertama: Sejarah Islam dan Peradaban Dunia
Sesi pertama materi perubahan iklim pada training ini dipaparkan oleh Qaris Tajudin selaku Direktur Tempo Istitute yang juga merupakan Anggota Dewan Tafkir PP Persatuan Islam.
Qaris menyampaikan bahwa peradaban merupakan masyarakat kompleks yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, seni, sistem bernegara, cara berkomunikasi, penulisan, dan lain sebagainya.
"Banyak yang menganggap peradaban dimiliki oleh umat manusia, bukan masyarakat tertentu, karena peradaban tidak muncul dari ruang hampa. Dengan demikian, yang tepat adalah: sumbangan umat Islam dalam peradaban dunia" ungkap Qaris saat memberikan materi perubahan iklim di sesi pertama.
Di sesi ini, Qaris kemudian meminta peserta untuk berkelompok berdiskusi serta mempresentasikan hal-hal apa saja yang dapat memicu Islamic Golden Age. Saat sesi ini, kelompok Bumin menjadi pemenang challenge dan mendapatkan 1 buah buku yang ditulis oleh narasumber.
Kelompok Goal Deen Team |
Materi Perubahan Iklim Sesi Kedua: Loss and Damage; Kejahatan Lintas Rezim pada Sektor Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Sesi kedua yaitu terkait loss and damage terkait sektor lingkungan yang dijelaskan oleh Zenzi Suhadi selaku Direktur Eksekutif WALHI. Menurut Zenzi, perubahan iklim terjadi diakibatkan adanya kerusakan ekosistem secara permanen baik dari segi materi maupun sistem yang dipengaruhi oleh kebijakan politik dan ekonomi.
"Kehancuran alam dan lingkungan yang berawal dari kebijakan politik dapat berubah jika ada desakan dari masyarakat sebagai pihak yang telah kehilangan peradabannya sehingga alam menjadi hancur. Oleh karena itu, untuk memulihkan sistem yang rusak, masyarakat perlu bersuara terkait perubahan-perubahan yang terjadi" ungkap Zenzi.
Materi Perubahan Iklim Sesi Ketiga: Kolonialisme dan Krisis Iklim
Senada dengan materi sebelumnya, Parid Ridwanuddin selaku perwakilan dari WALHI Nasional juga menyampaikan bahwa kolonialisme merupakan pengaturan dari suatu kekuatan atas wilayah atau masyarakat yang bergantung padanya yang bekerja dan berkembang dengan berjejaring antara kekuatan yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu kepentingan.
"Kolonialisme bekerja melalui tiga tahapan yaitu diskursus, aktor atau jaringan, serta aktor politik dan kepetingan. Diskursus biasanya identik dengan investasi, pertumbuhan ekonomi, pembangunan, dan hilirisasi sehingga perusahaan multinasional penghasil emisi dan orang-orang kaya di dunia memiliki tanggung jawab atas emisi yang telah dan terus diproduksi" ungkap Parid.
Materi Perubahan Iklim Sesi Keempat: Islam and Climate Justice
Materi terakhir dalam training ini disampaikan oleh Nana Firman selaku Senior Ambassador GreenFaith Internasional. "Panas yang saat ini kita rasakan jika terjadi kenaikan suhu 0,5-1 derajat Celsius saja akan sangat berdampak bagi perubahan iklim dan kehidupan di Bumi" ungkap Nana.
"Ada lima prinsip Islam yang bersinggungan dengan Climate Justice dan bersumber pada al-Qur'an yaitu Tauhid (QS. Al-Hashr 59:24), Mizan (QS. ar-Rahman 55:1-7), Fitrah (QS. adh-Dhariyat 51:20-21), Khalifah (QS. al-An'am 6:165), dan Amanah (QS. al-Ahzab 33:72). Yang mana keseluruhan ayat ini merupakan tanda bahwa kita harus membaca (Iqro') petunjuk yang berasal baik dari al-Qur'an maupun tanda-tanda yang diberikan oleh alam semesta" jelas Nana.
Menutup training yang penuh dengan ilmu dan sarat akan makna, David Effendi selaku fasilitator menutup dengan rencana aksi dari para peserta baik secara individu maupun kelompok untuk membuat gerakan yang efektif dalam melestarikan alam dan lingkungan.
Nah, itu dia Materi Perubahan Iklim dalam Training Climate Justice GreenFaith Indonesia yang Bumin dapatkan selama sesi kegiatan berlangsung. Sekian, semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Materi Perubahan Iklim dalam Training Climate Justice GreenFaith Indonesia"
Mohon berkomentar yang bijak dan tidak menyisipkan link apapun ke dalam komentar karena dianggap spam. Terima kasih, ditunggu kembali kunjungannya. Untuk bekerjasama dapat menghubungi melalui ibukucontentcreator@gmail.com. Dukung kami dengan memfollow blog ini dan akun instagram @icontentcreator_ untuk info teruptodate :)